Minggu, 17 Februari 2019

Jokowi Klaim Sudah Ingin Menuju B100 Saat Prabowo Singgung B20

Debat Capres 2019 Putaran Kedua di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019). | AKURAT.CO/Sopian

Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) menerapkan penggunaan 20 persen campuran biodiesel dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar atau B20 karena komoditas kelapa sawit digadang-gadang menjadi primadona bagi Indonesia lantaran mampu menyumbang devisa terbesar bagi negara. Hal itu sejalan dengan langkah pemerintah yang ingin mengurangi impor minyak yang kerap memberikan tekanan kepada defisit neraca perdagangan (CAD).

Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengakui jika pihaknya mendukung penerapan B20 yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Tetapi pihaknya menyayangkan bahwa penerapan B20 yang dilakukan saat ini masih kalah jauh dengan negara lainnya.

“Kelapa sawit merupakan komoditas menjanjikan, kita bisa menggunakan kelapa sawit untuk biodiesel dan biofuel, kita sudah bicara dengan pengusaha sudah laksanakan tapi Brazil sudah B90. Kita tidak pesimis dan saya optimis kita mampu swasembada dibidang energi dan dengan memanfaatkan semua produk kelapa sawit dan kita bisa meningkatkan harga untuk petani sawit yang tengah jatuh,” kata Prabowo dalam Debat Capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Prabowo juga menilai penerapan penggunaan solar dengan campuran minyak kelapa sawit sebesar 20 persen juga turut memberikan kontribusi bagi kesejahteraan petani sawit yang hingga kini masih kerap ditimpa fluktuasi harga.

“Jika 80 persen plasma dan 20 persen inti, sehingga kita harus tingkatkan plasma lebih banyak agar mereka sejahtera dengan produk mereka. Kita bisa manfaatkan kelapa sawit untuk jadi tambahan bahan bakar kita, karena dalam waktu ke depan kita bisa tekan impor,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Capres nomor urut 01 Jokowi menyebut Prabowo pribadi yang pesimis, pihaknya pun mengklaim jika produksi sawit Indonesia sudah mencapai 46 juta ton per tahun dan sejauh ini pemerintah yang telah memulai produksi B20 yang sudah berjalan sekitar 98 persen. Bahkan, hingga kini pemerintah bakal mulai menerapkan B100 atau campuran biodiesel 100 persen pada BBM. Selain itu, sebanyak 30 persen sawit di Indonesia akan dimanfaatkan menjadi energi baru terbarukan.

“Ini sudah kita rencanakan secara rinci dan jelas, hal ini untuk agar kita tidak tergantung pada impor minyak. Ke depan kita ingin sebanyak-banyaknya mengurangi energi fosil," tegas Jokowi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (15/2/2019) lalu, nilai impor Januari 2019 mencapai USD15,03 miliar atau turun 2,19 persen dibanding Desember 2018. Demikian pula jika dibanding Januari 2018, impor turun 1,83 persen.

BPS merinci, penurunan impor migas dipicu oleh turunnya seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah turun 3,27 persen menjadi USD15,4 juta, hasil minyak turun 20,98 persen menjadi USD280,5 juta, dan gas turun 18,34 persen menjadi USD39,9 juta.

Penurunan volume impor migas disebabkan oleh turunnya volume impor hasil minyak 18,53 persen menjadi 453.400 ton dan gas 16,35 persen menjadi 82.300 ton. Hanya saja, volume impor minyak mentah masih naik sebesar 8,55 persen atau 80.800 ton.



Sumber: AKURAT.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar