Jumat, 15 Februari 2019

Mulai Sekarang Stop Merokok di Depan Anak

Ilustrasi asap rokok | LETRANIAS.COM

Jumlah perokok di Indonesia semakin banyak tiap tahunnya, terutama yang dilakukan oleh usia anak-anak hingga remaja.

Persentase perokok anak terus meningkat dan tidak pernah turun dalam lima tahun belakangan ini. Hal itu disampaikan oleh Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari, dalam konferensi pers di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/2).

"Hasil Riskedas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, prevalensi merokok pada anak yang berusia 10 hingga 18 tahun terus meningkat. Pada 2013 7,2 persen, 2016 8,8 persen dan 2018 9,1 persen. Padahal, harusnya turun ke 5,4 persen," jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Psikologi Klinis, Liza Djaprie mengatakan harus ada beberapa hal yang dihentikan. Dan itu, sebagian besar menjadi tanggung jawab orangtua.

"Yang paling dikhawatirkan dan dicemaskan itu sebenarnya adalah orangtua yang merokok seenaknya di depan anaknya. Atau hal simpel, orangtua menyuruh anak untuk beli rokok. Hal-hal seperti itu harus dihentikan," ungkap Liza dalam kesempatan yang sama.

Perbuatan-perbuatan yang dianggap sepele dalam kaitannya dengan rokok harus benar-benar diperhatikan, terutama dalam kehidupan sehari-hari di rumah.

"Karena beberapa hal tadi itu tanpa disadari, dalam tanda kutip, eksploitasi penanaman brainwash, pencucian otak kalau merokok itu tidak apa-apa. Hal semacam ini masih banyak terjadi di Indonesia," tambahnya.

Peranan orangtua harus konsen terhadap pergaulan anak dan juga ruang lingkupnya.



Sumber: AKURAT.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar