Senin, 13 Mei 2019

Dokter Ahli Penyakit Dalam Memberikan Pandangan Terkait Meninggalnya Petugas KPPS

Diskusi publik yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait meninggalnya petugas KPPS pasca Pemilu di Sekretariat PB IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (16/5/2019). 
| AKURAT.CO/Abdul Haris

Pasca Pemilu 2019 pada 17 April lalu, meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pengumutan Suara (KPPS) di berbagai daerah menjadi musibah yang menghebohkan.

Kurang lebih sekitar 583 petugas KPPS yang berguguran setelah melaksanakan tugas sebagai anggota KPPS. Banyak yang berasumsi bahwa faktor kelelahan menjadi penyebab beberapa petugas KPPS menjadi sakit hingga meninggal dunia.

Tepatkah hal demikian menjadi biang keladi banyaknya petugas KPPS yang meninggal? Berikut penuturan dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD. KHOM dalam diskusi publik Ikatan Dokter Indonesia di Sekretariat PB IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

"Jadi, yang meninggal 583 orang petugas dan yang sakit 4602 orang berdasarkan data per 10 Mei. Ini murni masalah kesehatan masyarakat (bukan kelelahan) dan menyentuh kepedulian sosial kita," ungkapnya.

Menurut dr. Zubairi, faktor riwayat penyakit yang diderita para petugas KPPS menyebabkan kematian mendadak muncul setelah melakukan penghitungan suara.

"Menurut WHO kematian mendadak kematian yang terjadi 24 jam dari ada gejala dan tidak bisa ditemukan awal sebabnya. Tentu kematian mendadak tidak harus di awal," tambahnya.

Kemudian dr. Zubairi juga menyebut bahwa dugaan pembunuhan petugas KPPS yang diracun tidak mungkin terjadi.

"Kematian ini bukan karena pembunuhan dan kecelakaan karena tidak ditemukan tanda-tandanya. Kemungkinannya serangan jantung dan stroke jadi pencetusnya tekanan yang dipengaruhi karena kelelahan dan stress. Kelelahan bukan penyebab utama," jelasnya.

Kematian mendadak tersebut tidak hanya berisiko pada orang yang memiliki riwayat penyakit. Orang benar-benar sehat pun juga akan mengalami hal demikian.

"Bahkan pada orang sehat pada atlit bisa juga. Ternyata olahragawan pun bisa meninggal karena overwork itu jam kerjanya paling banyak gila kerja dan ini kebanyakan sebabkan heart attack dan stroke," tutupnya.



Sumber: AKURAT.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar