Selasa, 09 April 2019

Hasil Investigasi KOPI: Ada Aliran Dana Asing Masuk ke Sandiaga Uno

Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Sandiaga Salahudin Uno menyapa pendukungnya saat melakukan kampanye terbuka di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Senin (25/3/2019). | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto

Investigasi yang dilakukan Komunitas Pemerhati Indonesia (KOPI) menemukan adanya dugaan aliran dana dari sejumlah perusahaan asing kepada Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno.

Dwi Putri, Tim investigasi KOPI, mengungkapkan bahwa total aliran dana dari sejumlah perusahaan asing yang mengalir ke rekening Sandi mencapai US$18.557.147 atau senilai Rp276,2 milar lebih. Menurut Dwi, dana asing itu kemudian dialirkan ke sejumlah rekening lain yang diduga digunakan sebagai dana kampanye.

"Total dugaan aliran dana asing yang masuk ke rekening Sandi setara US$18.557.147," ungkapnya dalam diskusi bertajuk 'Mendeteksi Dana Kampanye Pemilu 2019' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).

Perusahaan-perusahaan asing yang menyetor dana itu diantaranya adalah Uno Capital Holding, Ace Power Investment Limited dan Reksadana Schroder Bound Found.

Menurut Dwi, Uno Capital Holding melakukan transaksi satu kali pada tanggal 28 Agustus 2018 dengan nilai transaksi US$3.555.000. "Keterangan transaksi dari Bank LGT Bank Singapure LTD," ujarnya.

Kemudian, pada tanggal 20 Juli 2018, ada transaksi dari Ace Power Investment Limited berjumlah US484.000 dan Reksadana Schroder Bound Found pada 31 Oktober dan 15 November 2018 terdapat transaksi 2 kali mencapai US$14.918.147.

"Kita investigasi mulai Juni 2018 sampai Maret 2019," katanya.

Dwi juga menyebutkan bahwa PT Schroder Investment Management Indonesia merupakan perusahaan manajer investasi yang 99 persen sahamnya dimiliki oleh group Schroders yang berpusat di Inggris.

Selain aliran ke Sandiaga Uno, Dwi juga mengungkap, ada sumbangan dana tanpa identitas yang mengalir ke pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 01 Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, ada 18 nama perseorangan tanpa identitas penyumbang dana ke Jokowi-Ma'ruf.

"Identitas tidak jelas penyumbangnya, diduga fiktif," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi, meminta kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Bawaslu RI untuk tidak membiarkan temuan dan investigasi KOPI perihal aliran dana dari perusahaan asing kepada para paslon Capres-Cawapres tersebut.

Uchok pun mempertanyakan kenapa PPATK tidak bisa mengendus aliran dana asing untuk Pilpres tersebut.

"Kenapa PPATK bisa jebol ya. Rekening (Sandi) itu harus dibekukan sementara. Dan saya juga meminta Bawaslu menindak tegas, jangan cuma makan gaji buta saja," ujarnya.

Pengamat Politik, Wempy Hadir, meminta PPATK menindaklanjuti temuan KOPI itu. Sebab, sumbangan dana dari pihak asing yang dipergunakan untuk Pilpres cukup berbahaya bagi masa depan bangsa.

"Kedaulatan kita tidak ada lagi karena sudah ada kepentingan asing," katanya menambahkan.



Sumber: AKURAT.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar