Rabu, 27 Maret 2019

Inilah Kisah Mariam, WNI Anggota ISIS yang Ingin Pulang ke Tanah Air

Sejumlah anggota kelompok militan ISIS dan keluarganya membawa barang-barang mereka saat menyerah di desa Baghouz, provinsi Deir Al Zor, Suriah 12 Maret 2019. Anggota ISIS menyerah pada Pasukan Demokrat Suriah (SDF), sikap ini menandakan semakin dekatnya kelakalahan ISIS di Baghouz. SDF mendapat dukungan pesawat dari koalisi Internasional pimpinan AS untuk menyerbu kantong terakhir ISIS pada Ahad, (10/3) lalu.
| REUTERS/Rodi Said

Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces, SDF berhasil merebut benteng terakhir Kelompok teroris ISIS di Baghouz dan telah dinyatakan kalah pada Sabtu, 23 Maret lalu. Berkuasa bertahun-tahun, kejatuhan ISIS sudah dapat dilihat sejak direbutnya wilayah-wilayah kekuasaannya oleh pasukan koalisi SDF dan milisi Kurdi.

Dalam pertempuran terakhir di Baghouz, pasukan koalisi menggempur habis-habisan hingga akhirnya ribuan kombatan dan anggota keluarga ISIS keluar dari persembunyiannya di mana terdapat wanita dan anak-anak dalam jumlah besar.

Mereka yang kombatan ditahan di bawah otoritas Rojava-Kurdi, sementara wanita dan anak-anak ditempatkan di kamp pengungsian Al-Hol. Selama masa jayanya, ISIS berhasil merekrut orang-orang asing menjadi anggota mereka. Biasanya, para pria akan dijadikan kombatan dan wanita akan dijadikan istri, meskipun ada pula pria yang tidak diterjunkan ke medan tempur.

Para pejuang asing tersebut berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Diperkirakan setidaknya ada 50 warga negara Indonesia yang menjadi anggota ISIS yang saat ini ditahan di kamp pengungsian Al-Hol. Para pejuang asing yang bergabung dalam ISIS umumnya terpikat dengan propaganda kekhalifahan kelompok teroris tersebut.

Salah satu WNI yang berhasil diwawancarai adalah Mariam Abdullah, ibu empat anak asal Bandung, Jawa Barat. Mariam mengaku berangkat ke Suriah bersama suaminya yang kini hilang tanpa kabar. Saat ditemui, Mariam bersama putri kecilnya yang bernama Nabila yang tengah menyuapi tiga adiknya.

"Nama saya Mariam dari Jawa Barat, Bandung. Saya di sini dengan empat anak dan saya keluar dari Baghouz dua hari yang lalu," ujarnya.

Mariam kemudian memberitahukan bahwa suaminya bernama Saifuddin dan menjelaskan bahwa sang suami hilang. Mariam juga berharap ia dan anak-anaknya dapat kembali pulang ke Tanah Air.

"Kami minta bantuan untuk bisa pulang lagi ke negara asal kami, ke Indonesia," jelasnya.

Studi lembaga riset Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik (International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence, ICSR) mengungkapkan bahwa perempuan dan anak-anak memiliki peran signifikan dalam menyebarkan ideologi ISIS.

Pemerintahan Indonesia saat ini mempertimbangkan pemulangan warga negara yang bergabung dengan ISIS. Pertimbangan tersebut dilakukan di bawah kerja sama lintas lembaga dari Kementerian Politik Hukum dan HAM, Polri, BNPT, Densus 88, Imigrasi dan Kementerian Luar Negeri.




Sumber: AKURAT.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar