Senin, 10 September 2018

Peristiwa Penting 10 September, Dari Swiss Anggota PBB Hingga Hijrahnya Warga Jerman Timur


Hari ini dunia sedang mengahadapi peristiwa penting yang terjadi dari segala penjuru, tercatat banyak peristiwa penting yang melibatkan negara mulai dari terbentuknya pasukan militer hingga kemerdekaan.

5 moment penting yang terangkum dalam sejarah hari ini :

1. Swiss Menjadi Anggota PBB dan Tetap Mempertahankan Netralitasnya

Pada tahun 2002 Swiss bergabung menjadi salah satu anggota PBB dan mempertahankan netralitasnya. Swiss menganut konsep non-intervensionis yang artinya Swiss tidak akan mencampuri urusan negara lainnya. Swiss juga tidak memihak pada kubu manapun dalam konteks hubungan internasional.
Pada tahun 1515, Swiss menderita kekalahan dari Perancis di Perang Marigano. Sejak kekalahan tersebut, Swiss memutuskan untuk meninggalkan kebijakan ekspansionisnya dan menjadi netral demi keamanan negerinya.
Keinginan Swiss untuk netral sempat ditentang oleh Napoleon yang ingin menjadikan Swiss sebagai salah satu negara satelitnya, namun pasca kekalahan Napoleon di Waterloo tidak ada lagi ancaman berarti bagi Swiss. Pada Kongres Wina tahun 1815, Swiss menandatangani deklarasi "Netralitas Abadi" yang membuat Swiss menjadi negara netral hingga hari ini.

2. Pasukan Pembebasan Palestina Terbentuk

Hari ini tahun 1964, Pasukan Pembebasan Palestina (PLA) resmi terbentuk. PLA adalah pasukan yang merupakan anak dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dibentuk untuk melawan gempuran Israel. Pasukan ini dibentuk setelah pertemuan negara-negara anggota Liga Arab tahun 1964. Meskipun dinamakan Pasukan Pembebasan Palestina, pasukan ini lebih banyak dikendalikan oleh negara-negara besar Timur Tengah pendukung Palestina dibanding Palestina itu sendiri. Negara-negara pendukung tersebut antara lain Suriah dan Mesir.

3. Hamida Djandoubi Jadi Orang Terakhir Yang Dihukum Guillotine

Hamida Djandoubi adalah seorang imigran asal Tunisia yang menjadi pelaku penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan seorang gadis berusia 22 tahun bernama Elisabeth Bousquet.Peristiwa tersebut terjadi di tahun 1977. Ironisnya sang gadis merupakan kekasih dari Hamida. Atas perbuatannya, ia dijatuhi hukuman mati dengan cara penggal kepala melalui Guillotine.
Guillotine merupakan sebuah alat hukuman mati berupa tiang dengan bilah pisau besar diatasnya. Kepala orang yang akan dieksekusi akan dikunci dibagian bawah sebelum akhirnya bilah pisau besar itu dijatuhkan dan memenggal kepala sang korban. Hamida menjadi orang terakhir di Perancis dan seluruh Eropa yang menjalani hukuman lewat Guillotine.

4. Guinea Bissau Lepas dari Portugis

Guinea Bissau adalah negara yang terletak di benua Afrika. Dahulu, negara ini merupakan bagian dari kerajaan Mali hingga akhirnya menjadi daerah kekuasaan Portugal pada masa kolonialisme. Sebenarnya, Guinea Bissau telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada 24 September 1973, namun hal itu hanyalah deklarasi sepihak dari Guinea Bissau.
Sejak 1963, mereka juga masih dilanda perang dengan penjajahnya. Guinea Bissau benar-benar lepas dari Portugis pada 10 September 1974 setelah berperang selama 11 tahun. Peperangan tersebut dikatakan sangat besar hingga mendapat julukan "Vietnam bagi Portugal" merujuk pada jumlah korban yang berjatuhan.Kala itu Guinea Bissau mendapat bantuan dari Kuba dan Uni Soviet untuk memenangkan perang.

5. Warga Jerman Timur Hijrah

Pada 10 September 1989 tercatat sebagai waktu di mana warga Jerman Timur berbondong-bondong hijrah ke negara tetangga mereka, yakni Hungaria, Cekoslovakia, dan Polandia. Hal ini disebabkan Jerman Timur yang kala itu merupakan satelit Uni Soviet sangat memprihatinkan secara ekonomi.
Ideologi komunisme di tiga negara tersebut tidak laku dan mendapat pertentangan sehingga negara tersebut tidak dapat dikuasai Soviet. Hal itulah yang mendorong orang-orang Jerman Timur pindah, dengan maksud untuk mendapat kehidupan yang lebih layak.[]


Sumber   : Akurat.co

Editor      : Wahyudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar