Sandiaga Uno saat deklarasi kemenangan Prabowo. | Foto/Antara
Pengamat Politik Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah, menilai Cawapres Nomor Urut 02, Sandiaga Uno, sedang mengambil jarak dari pasangan Capresnya Prabowo Subianto.
Dedi mengungkapkan bahwa langkah Sandiaga Uno itu terkait klaim kemenangan 62 persen yang tidak dapat dibuktikan oleh BPN dan Prabowo sendiri.
"Sandiaga membaca ada ketidak-benaran terkait isu kemenangan 62 persen. Itulah sebabnya ia mulai mengambil jarak pembeda dengan keputusan BPN. Hal ini baik agar nama Sandiaga tidak terseret terlalu jauh dalam propaganda kemenangan bayang-bayang ini," ungkapnya kepada AKURAT.CO, Jakarta, Minggu (12/5/2019).
Dedi juga menilai, masing-masing elite BPN tidak satu suara soal klaim 62 persen kemenangan, itu hanya propaganda ketika tidak ditemukan titik terang pembuktian.
Kemudian Dedi mengatakan, klaim 62 persen kemenangan itu juga bisa merupakan bagian dari upaya mendelegitimasi penyelenggara pemilu.
"Meskipun sah saja klaim memang selama belum ada keputusan legitim dari penyelenggara pemilu. Karena selama ini masih dianggap wacana, berbeda dengan ketika KPU telah putuskan hasil akhir, maka klaim kemenangan sudah tidak dibenarkan dan bisa masuk tuduhan upaya delegitimasi KPU," katanya.
Sebelumnya, Cawapres Sandiaga Uno mengatakan kurang mengetahui dari mana 62 persen kemenangan yang disebut-sebut Prabowo Subianto. Padahal, angka 62 persen itu merupakan klaim kemenangan yang kerap digaungkan oleh Prabowo dan kubu 02 lainnya.
"Pak Prabowo menyatakan malam itu (17 April 2019) informasi yang didapat adalah angka 62, jadi tentunya kita perlu hormati. Itu adalah informasi yang diterima dan diyakini," ujarnya saat ditemui di rumah orang tuanya di Jalan Galuh, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019) malam.
Sumber: AKURAT.CO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar