Seorang perawat bernama Jeanine Masuka Mbuka menggendong pasien ebola berumur dua tahun bernama Furana Katungu di unit perawatan kedaruratan Biosecure di pusat perawatan Ebola Alima di Beni, Kongo. Foto diambil 31 Maret 2019. | REUTERS/Baz Ratner
Di Republik Demokratik Kongo korban tewas akibat wabah Ebola terbaru semakin bertambah menjadi lebih dari 1.000 orang.
Di tengah sulitnya mengatasi wabah Ebola karena kondisi keamanan dan warga tidak percaya dengan upaya mengatasi wabah itu, Kementerian Kesehatan Kongo merilis data terbaru itu. Saat ini wabah Ebola telah berlangsung selama sembilan bulan.
Total korban meninggal hingga saat ini ada 1.008 orang dari lebih 1.450 kasus terkonfirmasi sejak wabah muncul pada Agustus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa para petugas kesehatan telah mengantisipasi skenario berlanjutnya penyebaran wabah setelah 126 kasus terkonfirmasi selama tujuh hari berturut-turut hingga Minggu lalu.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Jessica Ilunga menjelaskan peningkatan wabah ini akibat serangan terhadap para pekerja kesehatan dan pusat perawatan yang mengganggu aktivitas respons dalam beberapa pekan terakhir.
“Keamanan menjadi isu besar dan setiap saat kami mengalami insiden, aktivitas respon penting seperti pelacakan kontak, vaksinasi dan pemakaman aman tertunda untuk masa yang tak dapat dipastikan, memberi waktu dan ruang pada virus untuk menyebar,” kata Ilunga pada Al Jazeera.
Wabah Ebola di Kongo merupakan yang kesepuluh kali hingga sekarang. Wabah ini muncul di timur provinsi Kivu Utara tahun lalu sebelum menyebar ke provinsi tetangga Ituri.
Untuk mengatasi penyebaran, pekerja kesehatan menyuntuk lebih dari 109.000 orang sebagai bagian dari program vaksinasi pemerintah. Vaksin itu percobaan tapi diperkirakan memiliki efektivitas 97,5 persen.
Upaya melawan virus itu terhalang oleh kerusuhan di timur Kongo. Selain itu, ketidakpercayaan warga terhadap pemerintah pusat dan upaya medis oleh petugas darurat membuat virus itu terus menyebar.
Berbagai kelompok bersenjata juga beroperasi di wilayah konflik itu termasuk kawasan sekitar kota Beni dan Butembo, Kivu Utara, yang menjadi lokasi utama wabah Ebola.
Sumber: AKURAT.CO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar